Kamis, 24 Juli 2014

[Cerber] Natural



Rindu ? benarkah aku merindukannya ? Tidak ! pasti bohong . Dia bukanlah siapa – siapa ! ya … itulah kenyataan . Pernahkah dia memikirkan aku ? Tidak ! … ya,  sekali lagi itulah kenyataan yang harus ku yakini . Haaahhh ! 

Hari ini langit tidak begitu cerah dibontang , mendung ? ya , kurang lebih begitulah .. mataku rasanya mulai panas , kenapa ? entahlah aku juga tak tahu . Aku hanyalah merasa bodoh , percaya pada sesuatu yang mampu menyakitiku sedalam ini . Perlahan aku merasakan ada orang yang melangkah mendekat dibelakangku , saat aku menengok kebelakang dia tersenyum manis padaku namun aku tidak membalas , kenapa ? entahlah .. aku tak ingin ? mungkin , tapi lebih tepatnya aku tak yakin untuk tersenyum padanya karena mungkin aku akan goyah lagi karenanya .

Inilah ceritaku . Inilah kisahku .


~Bab 1 ~
.. Mungkin ..

Ribut ? ya , ampun .. kenapa rasanya kepalaku pusing sekali ?pluukk .. tiba – tiba ada sesuatu mengenai kepalaku , tidak keras namun tetap saja terasa .
“aduuh ..”  ternyata saat kulihat hanyalah gumpalan kertas “kertas ? siapa lagi yang melempar ? huh !” mataku mencoba menyapu seluruh ruangan untuk tahu siapa yang melempar kertas ini padaku , aku mencoba memperhatikan setiap gerak – gerik teman sekelasku , Hahh ! semuanya mencurigakan ? gimana bisa tau ? kenapa kelas ini terlihat mengerikan , semua berhamburan kemana – mana , entah apa yang merika dibicarakan ? bergosip ? mungkin , itu hal umum yang paling mungkin dilakukan.. Karena bingung siapa yang melempar kertas itu padaku , aku kembali membaca novel yang sempat tertunda.
“ Romi perlahan mendekatiku lalu memegang tanganku .. Hmm, lumayan juga ceritanya . Romantis ! “
Plaakk ..
“Aduuh .. Adel ! kamu ini jadi cewek kok kasar banget .. ”sambil memegangi kepalanya yang terkena pukul novel .
“Salahmu ..  ganggu orang. Kamu gak ada kerjaan lain?” mataku sedikit sinis memandangnya.
“Ada sih .. tapi , kan aku kangen Adel ..” katanya sambil tangannya berusaha memelukku dari belakang.
Plaakk ..
“Aduuh , kenapa tangaku dipukul , biar itu novel tetap aja sakit ..”  Ucapnya sambil memegang tangan kanannya yang terkena pukul .
“Kamu juga sih .. aneh – aneh aja ? ini sekolah , banyak yang liat tau .. 
“Hmm , aku tau . tapi , kitakan sahabat  , del . semua juga tau kok .. jadi gak masalah ..” katanya sedikit kesal.
“Yo ?” panggilku halus
“Apa ?” jawabnya ketus.
“Mukamu jelek kalau lagi marah .. hahaha”
“jelek ? katamu .. Hmm , cewekku aja gak pernah bilangin aku jelek , Del . kamu bilang aku jelek !” wajahnya seketika berubah marah . Aku hanya melihat sambil tersenyum .
“Dio .. Dio .. gak usah acting deehh , nggak ngaruh tau! ” ujarku sambil tersenyum .
“J-A-H-A-T!” sambil  kemudian berlalu meninggalkanku .
Aku hanya bisa tersenyum melihatnya pergi meninggalkanku , dasar ! memangnya dia cewek ? 



               Warna jingga menghiasi langit senja hari ini , indah ! mataku  menyapu seluruh langit senja yang luas ini . Suara burung walet yang sedari tadi berterbangan diudara menemani turunnya sang raja siang kebelahan bumi yang lain .
“Del , cepat masuk . Jangan berdiri diluar terus , sebentar lagi azan magrib .” teriak kakakku dari dalam rumah. 
Aku berjalan masuk kerumah , sebelum ibuku yang bersuara . Setelah menutup pintu , aku berjalan kedapur untuk membantu ibu dan kakakku menyiapkan makan malam.
“Del , siapkan piring dimeja makan .” pinta ibuku .
“Iya , bu .” aku langsung melangkah mengambil piring – piring dirak piring dan menyusunnya dimeja makan.
Setelah salat magrib , kami sekeluarga duduk bersama didepan meja makan untuk menikmati makan malam.  Usai makan malam , aku membantu kakakku mencuci piring . Suasana hening sampai pada akhirnya kakakku membuka percakapan .
“Del , kamu kenapa ?” tanya kak Adis padaku .
“Apanya yang kenapa ?”
“Kamu ini ? kalau sudah suka dari dulu kenapa memilih bersahabat  , hah !” ucap kak Adis . Aku hanya bisa diam saja dan tersenyum . Setelah selesai dengan urusan dapur , aku pergi kekamarku untuk melihat jadwal pelajaran besok.  Hmm , nggak ada pr ! ucapku dalam hati sambil tanganku membuka buku yang akan kubawa besok . Tiba – tiba hpku berbunyi saat kulihat ada pesan masuk , saat kubuka ternyata dari Dio
Del , temenin aku jln ?

Jalan ? dengan cepat kubalas smsnya dengan jawaban yang singkat

Kemana ?

Setelah itu , aku menyusun semua buku pelajaran untuk besok diatas meja belajarku . Saat aku akan melangkah keluar kamar hpku berbunyi lagi

Kemana aja , ayolah .. aku sdah mau kermahmu 

Sudah mau kerumah ? hah , ya ampun !

Nggak ah .. aku malas ! mau blajar

Setelah selesai mengetik pesan balasan , ada yang mengetuk pintuku .
“Del , ada Dio didepan ?” suara ibuku dari balik pintu
“ya , bu .” jawabku , ya ampun , untung pesannya belum kukirim ! orangnya sudah muncul .
Saat sampai diruang tamu ternyata Dio sedang asyik bersama ayahku membicarakan hal yang tidak aku mengerti. Ketika Dio melihatku , dia menatapku bingung.
“belum siap ?” tanyanya
“memang mau kemana ? males ah ..”
“Aduh , Adel .. Jahat ahh ,”
“Iiihhh , apa sih kamu yo ? kayak cewek aja .” ucapku sambil berjalan menuju ruang tengah
“Sudah , yo . Disini aja , nongkrong dihalaman belakang . kolam ikan om , udah jadi loh ! ” kata ayah memberitahu Dio
“Bener nih , om ? Okelah kalau gitu , Adel temenin aku dihalaman belakang yok ?” teriak Dio dari ruang tamu
“Duluan aja” jawabku dari dalam kamar
“Heh , kamu ngapain ?” tiba – tiba kepala Dio muncul dari balik pintu “cepetan , sekalian bawakan makanan  . Oke”
“Iyaaaa , sudah sana.” Usirku pada Dio . Setelah selesai memeriksa semua buku yang sudah kusiapkan tadi  , aku mulai melangkah keluar kamar menuju dapur dan mengambil beberapa snack lalu membawanya kehalaman belakang.  Begitu sampai dihalaman belakang kulihat Dio sedang berbicara di telpon dengan seseorang  , pasti laras ! ucapku dalam hati sambil berjalan menuju pondok kecil didekat kolam ikan milik ayahku. Setelah meletakkan semua snack yang kubawa , aku beranjak pergi tapi saat akan pergi Dio yang sempat melihatku menyuruhku jangan kemana – mana tanpa mengeluarkan suara. Setelah selesai menutup telponnya Dio berjalan menuju pondok tempat dimana aku berdiri.
“Siapa ? Laras ?” Tanyaku
“Iya .” jawabnya sambil duduk dan mengambil salah satu snack dan membukanya
“Ooh , mau minum apa ?”
“Jus alpukat”
“Heh ! memang rumahku café . Serius ?” tanganku mengambil snack yang dipegang Dio
“SERIUS ADELLA MAHARANI TRIYASONO !” mengambil kembali snack yang kuambil darinya tadi
“TAPI NGGAK ADA DIO ANANDA HADIPURWANTO!! ”
“Ya sudah , air putih aja ” sambil mengusirku dengan tangannya  “Sana cepet ambil” satu tangannya mendorongku menyuruh segera pergi
“Sabaaar ” ucapku kesal lalu melangkahkan kakiku pergi menuju dapur
“Yang dingin yaa , Del” teriak Dio seraya tertawa. Begitu sampai didapur aku langsung menuju kulkas dan mengambil  sebotol besar air es . Saat akan pergi meninggalkan dapur , Dio tiba – tiba muncul dan mengambil botol air es yang kupegang.
“Lama banget , neng . Sana ambil gelasnya” seraya melangkah meninggalkan dapur.



                  Setelah menutup pintu rumah , aku  berlari kecil menghampiri kak Adis yang sudah menungguku didalam mobil . Begitu sampai dan akan membuka pintu mobil tiba – tiba terdengar suara klakson motor  disusul suara teriakan Dio , ada apa pagi – pagi begini ? tanyaku dalam hati
“Bareng aku aja ?” katanya begitu  berada tepat disampingku
“Hah ? Tumben nggak sama cewekmu ?” 
“Lagi ngambek dia gara – gara tadi malam hpku nggak aktif. Udah ah , ayooo  …. Kak Adis pergi aja ntar telat masuk kerja loh ..”
“Oh , ya sudah . Kakak pergi ya , Del .”  melambaikan tangannya sejenak dan tersenyum manis kearah kami lalu meluncur pergi meninggalkan aku dan Dio .

                  Akhirnya , mau tidak mau aku pergi dengan Dio kesekolah , sepanjang perjalanan Dio bercerita tentang Laras dan niatnya untuk putus dengan Laras. Begitu sampai disekolah aku bisa merasakan banyak mata yang memandang kami - entah hanya parno atau apa -  .  Tapi tetap saja aku benci dengan perasaan  seperti ini , sejak SMP aku selalu mendapat pandangan sinis dari cewek – cewek yang “katanya” suka sama Dio – yaah .. kurang lebih Dio di SMP dulu punya “fans club” yang menamakan diri mereka “DF” alias “Dio Forever” , sebenarnya apa sih tujuan mereka .. ya , tak jelas gitulah .. paling – paling cuma teriak histeris bak orang kesurupan kalau ngeliat Dio lewat atau saat dia lagi main basket .. bener – bener kelompok yang kurang kerjaan -  . Karena merasa tidak nyaman aku mempercepat langkahku sampai aku tidak berjalan sejajar lagi dengan Dio , Dio yang sadar dengan apa yang kulakukan langsung memperlambat langkahnya. Kenapa sih harus muncul lagi perasaan  seperti ini ? Haaah .. kenapa rasanya kelas jauh sekali ! omelku dalam hati. Begitu sampai kelas aku bergegas menuju tempat dudukku dan menjatuhkan diri disana. Nafasku serasa kejar – kejaran sampai – sampai aku harus bernafas melalui mulutku ,begitu nafasku mulai kembali normal aku baru sadar kalau kelasku masih terbilang sepi  , astaga .. kenapa aku ini ? ucapku dalam hati lalu melihat jam , hah ? ini bahkan belum jam 7 . Aku bangkit dari tempat dudukku dan berjalan perlahan keluar kelas ternyata belum begitu ramai , sepertinya tadi benar - benar hanya perasaanku saja yang berlebihan menanggapi suasana. Memang  selama di SMA aku berusaha menjaga jarak dengan Dio karena aku nggak mau sampai apa yang pernah terjadi saat SMP terulang lagi, berkali – kali dilabrak ceweknya Dio atau cewek yang lagi PDKT sama Dio karena cemburu bahkan pernah suatu kali ada kejadian yang membuat aku tidak sekolah hampir seminggu karena disiram jus tomat + telur busuk sama kakak kelas yang saat itu pacaran dengan Dio didepan ratusan penghuni sekolah – maaf bahasanya berlebihan ..- . Meskipun menurut Dio hal itu nggak perlu dipikirkan tapi buatku hal itu bukan hanya tindakan iseng tapi tindakan kriminal …. Secara judulnya aja sudah “DIPERMALUKAN” , bukan hanya fisik yang tersiksa batin juga –ampun deh .. cowok pikirannya simple banget  ck ck ck- .

                    Sepanjang pelajaran pikiranku sama sekali tidak fokus jadi tidak satupun yang dikatakan guru yang mengajar saat itu masuk dalam otakku alias masuk telinga kanan mantul lagi keluar bahkan nggak nyampe telinga kiri . Karena jam pelajaran ketiga  guru yang mengajar sedang ada urusan dinas maka saat itu jam pelajaran jadi kosong , meskipun ada tugas yang diberikan tidak ada satu anakpun yang mengerjakan mereka justru sibuk dengan urusan masing – masing alasannya bisa dikumpul besok alias penghalusan kata minggu depan .
“Del , kamu kenapa ?” tanya Sischa yang duduk disampingku
“nggak papa , Sis. Kenapa ?”
“Eh , kudengar Dio putus dengan Laras ya ?” tanya Sischa lagi dengan wajah penasaran
“Hah ? aku nggak tau juga . Kamu denger dari siapa ?”
“Ya ampuuunn , Del .. Tadi pagi katanya Dio mutusi Laras didepan anak – anak kelasnya. ”
“Kan katanya , Sis”
“Bener kok ” tiba – tiba suara Dio menjawab dari belakang , kontan kami berdua langsung menoleh kebelakang.
“Beneran , yo ?” Tanya Sischa antusias seraya pindah kesebelah Dio
“Iya , jadi lowongannya lagi kosong ” seraya tersenyum kearah Sischa lebih tepatnya senyuman menggoda –dasar Dio ..-
“Kamu nggak takut karma ?” ucapku dengan pandangan sinis kearah Dio
“Takut ?” tersenyum penuh tanya “Mungkin. Aku cuma memberikan kenyamanan sama seseorang biar orangnya nggak perlu jaga jarak lagi”
“Siapa , yo ? Sasaran baru ?” tanya Sischa penasaran
“Bukan . Adalah orang ” mata Dio langsung mengarah padaku meskipun wajahnya menghadap Sischa seolah berkata “itu kamu” yah .. anggap aja aku ge – er , tapi untungnya Sischa nggak sadar akan pandangan Dio  yang menatapku dengan ujung matanya.
“Sis , temeni aku ” bangkit dari tempat dudukku
“kemana ?” dengan nada suara malas
“udah .. ayook , bosen dikelas .. cepetan ..” tanganku langsung menarik tangan Sischa yang berdiri dengan malas
“Da daahh .. Dio” ucap Sischa genit pada Dio sambil melambaikan tangannya
“Hati – hati ” teriak Dio , setelah berhasil keluar dari kelas aku memperlambat langkahku yang sempat  terburu – buru tadi dan melepaskan tanganku yang menarik tangan Sischa , wajah Sischa menyiratkan kebingungan melihatku yang bertingkah aneh. Tapi , dia langsung mengubah ekspresi wajahnya saat melihat kakak kelas yang ditaksirnya sedang duduk makan  dikantin yang bisa ditebak habis pelajaran olahraga. Tanganya langsung menarik tanganku dan mengisaratkan untuk mempercepat langkah kami. Begitu sampai kantin Sischa langsung mengeluarkan jurus andalannya -menggoda- karena kebetulan Sischa dengan kakak kelas ini yang kalau tak salah namanya Ilham sudah cukup dekat sejak sebulan yang lalu. Alhasil , aku jadi obat nyamuk diantara obrolan mereka yang cukup lama , untungnya Ilham mendapat sms dari temannya untuk cepat kembali kekelas karena guru yang mengajar sudah ada dikelas. Wajah Sischa berubah jadi be-te saat Ilham berpamitan pada kami untuk kembali kekelas bersama temen - temennya yang duduk dimeja lain.
“Balik yookk , Del” bangkit dari tempat duduknya dengan wajah yang masih be-te
“Jangan gitu dong  mukanya Sis ... Jelek tau ..” berdiri dari dudukku lalu  tanganku mencubit kedua pipi Sischa  sambil tersenyum kecil Sischa meringis dan melepaskan tanganku dari pipinya.
“Adel aaahhhhh …..” omelnya sambil mengelus pipinya yang memerah aku hanya tertawa sambil berlari meninggalkannya yang kemudian disusul olehnya.



                    Karena besok ada bejibun ulangan mulai dari biologi , matematika ditambah sejarah kamarku persis seperti kapal pecah alias berantakannya ampun – ampun sampai – sampai aku nggak tau bagaimana harus kubereskan ? dan dimulai dari mana ? Huft .. malam ini bener – bener sibuk rasanya sebenarnya sudah dari tadi sore aku belajar tapi terpotong – potong karena harus membantu ibu menyiapkan makan malam untuk menyambut pacar kak Adis –garis bawahi bakal mantu lebih tepatnya- yang baru datang dari perjalan bisnisnya diSidney , ceritanya pacar kak Adis ini seorang pengusaha asal Jakarta yang kebetulan temen dari temen kak Adis dikantor . Mereka kenalan di Jakarta waktu kak Adis dan temennya itu lagi dinas disana dari situ kak Adis dan pacarnya yang bernama Mas Robby ini mulai deket dan pacaran tiga tahun yang lalu . Katanya sih , mereka bakalan nikah awal tahun depan kalau nggak ada halangan karena acara tunangan akan diadakan sekitar akhir tahun ini. Baiklah balik lagi kekamarku yang berantakan dan otakku yang pusing karena sudah mulai dipenuhi berbagai macam materi untuk ulangan besok. Saat asyik membaca , tiba – tiba ada orang yang mengetuk pintu lalu terdengar suara ibu yang menyuruhku keluar karena Mas Robby mau pamit pulang kerumah kakaknya yang tinggal diperumahan pupuk kaltim.
“Mas , pulang dulu yaa , Del. ” pamit Mas Robby padaku saat akan masuk kedalam mobilnya
“Iya , mas .. Hati – hati , oya .. makasih oleh – olehnya ” kataku sambil tersenyum
“iya .. Pak , Bu .. saya pulang dulu .. Assalamualaikum” Pamit mas Robby pada ayah dan ibu yang disambut hangat ayah dan ibu . Setelah mas Robby berpamitan dengan kakak –pamitan ala orang pacaran tentunya- mas Robby langsung meluncur pergi. Ayah dan ibu langsung masuk kerumah setelah menyuruh kakak mengunci pagar dan pintu rumah. Saat akan masuk , kak Adis menahan tanganku untuk tidak masuk dulu dan menyuruh aku duduk dikursi yang ada diteras.
“kenapa kak ?” tanyaku setelah duduk
“Eh , kamu marahan sama Dio ?” introgasi kak Adis dengan wajah curiga
“Apa sih , kak ? nggak kok .. aku sama Dio baik – baik aja , kakak nanyanya kayak aku sama dia pacaran aja .. udah aahh , aku musti belajar nih buat ulangan besok” aku berdiri dari kursi dan akan beranjak pergi masuk kedalam rumah.
“Tapi , bukan nggak mungkinkan , Del? Kemungkinan itu ada loh .. sapa tau suatu saat perasaanmu terjawab ? apa lagi kamu suka sama Dio dari belum sahabatan sama dia .. iya kan ?” kak Adis ikut berdiri disampingku.
Aku terdiam memikirkan kata – kata kak Adis , Kemungkinan ?  pikirku.
“….. Mungkin ….” Jawabku ragu lalu pergi masuk kedalam rumah.

### 

Maaf kalau tulisannya kacau atau ceritanya kurang menarik. Tapi, ku harap siapapun yang berminat membacanya, aku benar - benar berterima kasih. Sebenarnya udah ada lanjutannya cuma mau publish yang ini dulu, heheee .....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar