Rindu ? benarkah aku
merindukannya ? Tidak ! pasti bohong . Dia bukanlah siapa – siapa ! ya … itulah
kenyataan . Pernahkah dia memikirkan aku ? Tidak ! … ya, sekali lagi itulah kenyataan yang harus ku
yakini . Haaahhh !
Hari ini langit tidak begitu cerah dibontang , mendung ? ya
, kurang lebih begitulah .. mataku rasanya mulai panas , kenapa ? entahlah aku
juga tak tahu . Aku hanyalah merasa bodoh , percaya pada sesuatu yang mampu
menyakitiku sedalam ini . Perlahan aku merasakan ada orang yang melangkah
mendekat dibelakangku , saat aku menengok kebelakang dia tersenyum manis padaku
namun aku tidak membalas , kenapa ? entahlah .. aku tak ingin ? mungkin , tapi
lebih tepatnya aku tak yakin untuk tersenyum padanya karena mungkin aku akan
goyah lagi karenanya .
Inilah ceritaku . Inilah kisahku .
~Bab 1 ~
..
Mungkin ..
Ribut ? ya , ampun .. kenapa rasanya kepalaku pusing sekali ?pluukk
.. tiba – tiba ada sesuatu mengenai kepalaku , tidak keras namun tetap saja
terasa .
“aduuh ..” ternyata saat
kulihat hanyalah gumpalan kertas “kertas ? siapa lagi yang melempar ? huh !”
mataku mencoba menyapu seluruh ruangan untuk tahu siapa yang melempar kertas
ini padaku , aku mencoba memperhatikan setiap gerak – gerik teman sekelasku , Hahh ! semuanya mencurigakan ? gimana bisa
tau ? kenapa kelas ini terlihat mengerikan , semua berhamburan kemana – mana ,
entah apa yang merika dibicarakan ? bergosip ? mungkin , itu hal umum yang
paling mungkin dilakukan.. Karena bingung siapa yang melempar kertas itu
padaku , aku kembali membaca novel yang sempat tertunda.
“ Romi perlahan mendekatiku lalu memegang tanganku .. Hmm,
lumayan juga ceritanya . Romantis ! “
Plaakk ..
“Aduuh .. Adel ! kamu ini jadi cewek kok kasar banget .. ”sambil
memegangi kepalanya yang terkena pukul novel .
“Salahmu .. ganggu orang.
Kamu gak ada kerjaan lain?” mataku sedikit sinis memandangnya.
“Ada sih .. tapi , kan aku kangen Adel ..” katanya sambil
tangannya berusaha memelukku dari belakang.
Plaakk ..
“Aduuh , kenapa tangaku dipukul , biar itu novel tetap aja sakit
..” Ucapnya sambil memegang tangan
kanannya yang terkena pukul .
“Kamu juga sih .. aneh – aneh aja ? ini sekolah , banyak yang liat
tau .. ”
“Hmm , aku tau . tapi , kitakan sahabat , del . semua juga tau kok .. jadi gak masalah
..” katanya sedikit kesal.
“Yo ?” panggilku halus
“Apa ?” jawabnya ketus.
“Mukamu jelek kalau lagi marah .. hahaha”
“jelek ? katamu .. Hmm , cewekku aja gak pernah bilangin aku jelek
, Del . kamu bilang aku jelek !” wajahnya seketika berubah marah . Aku hanya
melihat sambil tersenyum .
“Dio .. Dio .. gak usah acting deehh , nggak ngaruh tau! ” ujarku
sambil tersenyum .
“J-A-H-A-T!” sambil kemudian
berlalu meninggalkanku .
Aku hanya bisa tersenyum melihatnya pergi meninggalkanku , dasar ! memangnya dia cewek ?
Warna jingga menghiasi langit senja hari ini
, indah ! mataku menyapu seluruh langit senja yang luas ini .
Suara burung walet yang sedari tadi berterbangan diudara menemani turunnya sang
raja siang kebelahan bumi yang lain .
“Del , cepat masuk . Jangan berdiri diluar terus , sebentar lagi
azan magrib .” teriak kakakku dari dalam rumah.
Aku berjalan masuk kerumah , sebelum ibuku yang bersuara . Setelah
menutup pintu , aku berjalan kedapur untuk membantu ibu dan kakakku menyiapkan
makan malam.
“Del , siapkan piring dimeja makan .” pinta ibuku .
“Iya , bu .” aku langsung melangkah mengambil piring – piring
dirak piring dan menyusunnya dimeja makan.
Setelah salat magrib , kami sekeluarga duduk bersama didepan meja
makan untuk menikmati makan malam. Usai
makan malam , aku membantu kakakku mencuci piring . Suasana hening sampai pada
akhirnya kakakku membuka percakapan .
“Del , kamu kenapa ?” tanya kak Adis padaku .
“Apanya yang kenapa ?”
“Kamu ini ? kalau sudah suka dari dulu kenapa memilih
bersahabat , hah !” ucap kak Adis . Aku
hanya bisa diam saja dan tersenyum . Setelah selesai dengan urusan dapur , aku
pergi kekamarku untuk melihat jadwal pelajaran besok. Hmm ,
nggak ada pr ! ucapku dalam hati sambil tanganku membuka buku yang akan
kubawa besok . Tiba – tiba hpku berbunyi saat kulihat ada pesan masuk , saat
kubuka ternyata dari Dio
Del ,
temenin aku jln ?
Jalan ? dengan
cepat kubalas smsnya dengan jawaban yang singkat
Kemana ?
Setelah itu , aku menyusun semua buku pelajaran untuk besok diatas
meja belajarku . Saat aku akan melangkah keluar kamar hpku berbunyi lagi
Kemana aja
, ayolah .. aku sdah mau kermahmu
Sudah mau
kerumah ? hah , ya ampun !
Nggak ah
.. aku malas ! mau blajar
Setelah selesai mengetik pesan balasan , ada yang mengetuk pintuku
.
“Del , ada Dio didepan ?” suara ibuku dari balik pintu
“ya , bu .” jawabku , ya
ampun , untung pesannya belum kukirim ! orangnya sudah muncul .
Saat sampai diruang tamu ternyata Dio sedang asyik bersama ayahku
membicarakan hal yang tidak aku mengerti. Ketika Dio melihatku , dia menatapku
bingung.
“belum siap ?” tanyanya
“memang mau kemana ? males ah ..”
“Aduh , Adel .. Jahat ahh ,”
“Iiihhh , apa sih kamu yo ? kayak cewek aja .” ucapku sambil
berjalan menuju ruang tengah
“Sudah , yo . Disini aja , nongkrong dihalaman belakang . kolam
ikan om , udah jadi loh ! ” kata ayah memberitahu Dio
“Bener nih , om ? Okelah kalau gitu , Adel temenin aku dihalaman
belakang yok ?” teriak Dio dari ruang tamu
“Duluan aja” jawabku dari dalam kamar
“Heh , kamu ngapain ?” tiba – tiba kepala Dio muncul dari balik
pintu “cepetan , sekalian bawakan makanan
. Oke”
“Iyaaaa , sudah sana.” Usirku pada Dio . Setelah selesai memeriksa
semua buku yang sudah kusiapkan tadi ,
aku mulai melangkah keluar kamar menuju dapur dan mengambil beberapa snack lalu
membawanya kehalaman belakang. Begitu
sampai dihalaman belakang kulihat Dio sedang berbicara di telpon dengan
seseorang , pasti laras ! ucapku dalam hati sambil berjalan menuju pondok kecil
didekat kolam ikan milik ayahku. Setelah meletakkan semua snack yang kubawa ,
aku beranjak pergi tapi saat akan pergi Dio yang sempat melihatku menyuruhku
jangan kemana – mana tanpa mengeluarkan suara. Setelah selesai menutup
telponnya Dio berjalan menuju pondok tempat dimana aku berdiri.
“Siapa ? Laras ?” Tanyaku
“Iya .” jawabnya sambil duduk dan mengambil salah satu snack dan
membukanya
“Ooh , mau minum apa ?”
“Jus alpukat”
“Heh ! memang rumahku cafĂ© . Serius ?” tanganku mengambil snack
yang dipegang Dio
“SERIUS ADELLA MAHARANI TRIYASONO !” mengambil kembali snack yang
kuambil darinya tadi
“TAPI NGGAK ADA DIO ANANDA HADIPURWANTO!! ”
“Ya sudah , air putih aja ” sambil mengusirku dengan
tangannya “Sana cepet ambil” satu
tangannya mendorongku menyuruh segera pergi
“Sabaaar ” ucapku kesal lalu melangkahkan kakiku pergi menuju
dapur
“Yang dingin yaa , Del” teriak Dio seraya tertawa. Begitu sampai
didapur aku langsung menuju kulkas dan mengambil sebotol besar air es . Saat akan pergi
meninggalkan dapur , Dio tiba – tiba muncul dan mengambil botol air es yang
kupegang.
“Lama banget , neng . Sana ambil gelasnya” seraya melangkah
meninggalkan dapur.
Setelah
menutup pintu rumah , aku berlari kecil
menghampiri kak Adis yang sudah menungguku didalam mobil . Begitu sampai dan
akan membuka pintu mobil tiba – tiba terdengar suara klakson motor disusul suara teriakan Dio , ada apa pagi – pagi begini ? tanyaku
dalam hati
“Bareng aku aja ?” katanya begitu
berada tepat disampingku
“Hah ? Tumben nggak sama cewekmu ?”
“Lagi ngambek dia gara – gara tadi malam hpku nggak aktif. Udah ah
, ayooo …. Kak Adis pergi aja ntar telat
masuk kerja loh ..”
“Oh , ya sudah . Kakak pergi ya , Del .” melambaikan tangannya sejenak dan tersenyum
manis kearah kami lalu meluncur pergi meninggalkan aku dan Dio .
Akhirnya ,
mau tidak mau aku pergi dengan Dio kesekolah , sepanjang perjalanan Dio
bercerita tentang Laras dan niatnya untuk putus dengan Laras. Begitu sampai
disekolah aku bisa merasakan banyak mata yang memandang kami - entah hanya
parno atau apa - . Tapi tetap saja aku benci dengan perasaan seperti ini , sejak SMP aku selalu mendapat
pandangan sinis dari cewek – cewek yang “katanya” suka sama Dio – yaah ..
kurang lebih Dio di SMP dulu punya “fans club” yang menamakan diri mereka “DF”
alias “Dio Forever” , sebenarnya apa sih tujuan mereka .. ya , tak jelas
gitulah .. paling – paling cuma teriak histeris bak orang kesurupan kalau
ngeliat Dio lewat atau saat dia lagi main basket .. bener – bener kelompok yang
kurang kerjaan - . Karena merasa tidak
nyaman aku mempercepat langkahku sampai aku tidak berjalan sejajar lagi dengan
Dio , Dio yang sadar dengan apa yang kulakukan langsung memperlambat
langkahnya. Kenapa sih harus muncul lagi
perasaan seperti ini ? Haaah .. kenapa
rasanya kelas jauh sekali ! omelku dalam hati. Begitu sampai kelas aku
bergegas menuju tempat dudukku dan menjatuhkan diri disana. Nafasku serasa
kejar – kejaran sampai – sampai aku harus bernafas melalui mulutku ,begitu
nafasku mulai kembali normal aku baru sadar kalau kelasku masih terbilang sepi , astaga
.. kenapa aku ini ? ucapku dalam hati lalu melihat jam , hah ? ini bahkan belum jam 7 . Aku
bangkit dari tempat dudukku dan berjalan perlahan keluar kelas ternyata belum
begitu ramai , sepertinya tadi benar - benar hanya perasaanku saja yang berlebihan
menanggapi suasana. Memang selama di SMA
aku berusaha menjaga jarak dengan Dio karena aku nggak mau sampai apa yang
pernah terjadi saat SMP terulang lagi, berkali – kali dilabrak ceweknya Dio
atau cewek yang lagi PDKT sama Dio karena cemburu bahkan pernah suatu kali ada
kejadian yang membuat aku tidak sekolah hampir seminggu karena disiram jus
tomat + telur busuk sama kakak kelas yang saat itu pacaran dengan Dio didepan
ratusan penghuni sekolah – maaf bahasanya berlebihan ..- . Meskipun menurut Dio
hal itu nggak perlu dipikirkan tapi buatku hal itu bukan hanya tindakan iseng
tapi tindakan kriminal …. Secara judulnya aja sudah “DIPERMALUKAN” , bukan
hanya fisik yang tersiksa batin juga –ampun deh .. cowok pikirannya simple
banget ck ck ck- .
Sepanjang pelajaran pikiranku
sama sekali tidak fokus jadi tidak satupun yang dikatakan guru yang mengajar
saat itu masuk dalam otakku alias masuk telinga kanan mantul lagi keluar bahkan
nggak nyampe telinga kiri . Karena jam pelajaran ketiga guru yang mengajar sedang ada urusan dinas
maka saat itu jam pelajaran jadi kosong , meskipun ada tugas yang diberikan
tidak ada satu anakpun yang mengerjakan mereka justru sibuk dengan urusan
masing – masing alasannya bisa dikumpul besok alias penghalusan kata minggu
depan .
“Del , kamu kenapa ?” tanya Sischa yang duduk disampingku
“nggak papa , Sis. Kenapa ?”
“Eh , kudengar Dio putus dengan Laras ya ?” tanya Sischa lagi
dengan wajah penasaran
“Hah ? aku nggak tau juga . Kamu denger dari siapa ?”
“Ya ampuuunn , Del .. Tadi pagi katanya Dio mutusi Laras didepan
anak – anak kelasnya. ”
“Kan katanya , Sis”
“Bener kok ” tiba – tiba suara Dio menjawab dari belakang , kontan
kami berdua langsung menoleh kebelakang.
“Beneran , yo ?” Tanya Sischa antusias seraya pindah kesebelah Dio
“Iya , jadi lowongannya lagi kosong ” seraya tersenyum kearah
Sischa lebih tepatnya senyuman menggoda –dasar Dio ..-
“Kamu nggak takut karma ?” ucapku dengan pandangan sinis kearah
Dio
“Takut ?” tersenyum penuh tanya “Mungkin. Aku cuma memberikan
kenyamanan sama seseorang biar orangnya nggak perlu jaga jarak lagi”
“Siapa , yo ? Sasaran baru ?” tanya Sischa penasaran
“Bukan . Adalah orang ” mata Dio langsung mengarah padaku meskipun
wajahnya menghadap Sischa seolah berkata “itu kamu” yah .. anggap aja aku ge –
er , tapi untungnya Sischa nggak sadar akan pandangan Dio yang menatapku dengan ujung matanya.
“Sis , temeni aku ” bangkit dari tempat dudukku
“kemana ?” dengan nada suara malas
“udah .. ayook , bosen dikelas .. cepetan ..” tanganku langsung
menarik tangan Sischa yang berdiri dengan malas
“Da daahh .. Dio” ucap Sischa genit pada Dio sambil melambaikan
tangannya
“Hati – hati ” teriak Dio , setelah berhasil keluar dari kelas aku
memperlambat langkahku yang sempat
terburu – buru tadi dan melepaskan tanganku yang menarik tangan Sischa ,
wajah Sischa menyiratkan kebingungan melihatku yang bertingkah aneh. Tapi , dia
langsung mengubah ekspresi wajahnya saat melihat kakak kelas yang ditaksirnya
sedang duduk makan dikantin yang bisa
ditebak habis pelajaran olahraga. Tanganya langsung menarik tanganku dan
mengisaratkan untuk mempercepat langkah kami. Begitu sampai kantin Sischa
langsung mengeluarkan jurus andalannya -menggoda- karena kebetulan Sischa
dengan kakak kelas ini yang kalau tak salah namanya Ilham sudah cukup dekat
sejak sebulan yang lalu. Alhasil , aku jadi obat nyamuk diantara obrolan mereka
yang cukup lama , untungnya Ilham mendapat sms dari temannya untuk cepat
kembali kekelas karena guru yang mengajar sudah ada dikelas. Wajah Sischa
berubah jadi be-te saat Ilham berpamitan pada kami untuk kembali kekelas
bersama temen - temennya yang duduk dimeja lain.
“Balik yookk , Del” bangkit dari tempat duduknya dengan wajah yang
masih be-te
“Jangan gitu dong mukanya
Sis ... Jelek tau ..” berdiri dari dudukku lalu
tanganku mencubit kedua pipi Sischa
sambil tersenyum kecil Sischa meringis dan melepaskan tanganku dari
pipinya.
“Adel aaahhhhh …..” omelnya sambil mengelus pipinya yang memerah
aku hanya tertawa sambil berlari meninggalkannya yang kemudian disusul olehnya.
Karena
besok ada bejibun ulangan mulai dari biologi , matematika ditambah sejarah
kamarku persis seperti kapal pecah alias berantakannya ampun – ampun sampai –
sampai aku nggak tau bagaimana harus kubereskan ? dan dimulai dari mana ? Huft
.. malam ini bener – bener sibuk rasanya sebenarnya sudah dari tadi sore aku
belajar tapi terpotong – potong karena harus membantu ibu menyiapkan makan
malam untuk menyambut pacar kak Adis –garis bawahi bakal mantu lebih tepatnya-
yang baru datang dari perjalan bisnisnya diSidney , ceritanya pacar kak Adis
ini seorang pengusaha asal Jakarta yang kebetulan temen dari temen kak Adis
dikantor . Mereka kenalan di Jakarta waktu kak Adis dan temennya itu lagi dinas
disana dari situ kak Adis dan pacarnya yang bernama Mas Robby ini mulai deket
dan pacaran tiga tahun yang lalu . Katanya sih , mereka bakalan nikah awal
tahun depan kalau nggak ada halangan karena acara tunangan akan diadakan
sekitar akhir tahun ini. Baiklah balik lagi kekamarku yang berantakan dan
otakku yang pusing karena sudah mulai dipenuhi berbagai macam materi untuk
ulangan besok. Saat asyik membaca , tiba – tiba ada orang yang mengetuk pintu
lalu terdengar suara ibu yang menyuruhku keluar karena Mas Robby mau pamit
pulang kerumah kakaknya yang tinggal diperumahan pupuk kaltim.
“Mas , pulang dulu yaa , Del. ” pamit Mas Robby padaku saat akan
masuk kedalam mobilnya
“Iya , mas .. Hati – hati , oya .. makasih oleh – olehnya ” kataku
sambil tersenyum
“iya .. Pak , Bu .. saya pulang dulu .. Assalamualaikum” Pamit mas
Robby pada ayah dan ibu yang disambut hangat ayah dan ibu . Setelah mas Robby
berpamitan dengan kakak –pamitan ala orang pacaran tentunya- mas Robby langsung
meluncur pergi. Ayah dan ibu langsung masuk kerumah setelah menyuruh kakak
mengunci pagar dan pintu rumah. Saat akan masuk , kak Adis menahan tanganku
untuk tidak masuk dulu dan menyuruh aku duduk dikursi yang ada diteras.
“kenapa kak ?” tanyaku setelah duduk
“Eh , kamu marahan sama Dio ?” introgasi kak Adis dengan wajah
curiga
“Apa sih , kak ? nggak kok .. aku sama Dio baik – baik aja , kakak
nanyanya kayak aku sama dia pacaran aja .. udah aahh , aku musti belajar nih
buat ulangan besok” aku berdiri dari kursi dan akan beranjak pergi masuk kedalam
rumah.
“Tapi , bukan nggak mungkinkan , Del? Kemungkinan itu ada loh ..
sapa tau suatu saat perasaanmu terjawab ? apa lagi kamu suka sama Dio dari
belum sahabatan sama dia .. iya kan ?” kak Adis ikut berdiri disampingku.
Aku terdiam memikirkan kata – kata kak Adis , Kemungkinan ? pikirku.
“….. Mungkin ….” Jawabku ragu lalu pergi masuk kedalam rumah.
###
Maaf kalau tulisannya kacau atau ceritanya kurang menarik. Tapi, ku harap siapapun yang berminat membacanya, aku benar - benar berterima kasih. Sebenarnya udah ada lanjutannya cuma mau publish yang ini dulu, heheee .....